ANALISA FILM THE DEVIL WEARS PRADA
“ Tugas ini diajukan untuk memenuhi mata
kuliah Kepemimpinan”
Dosen Pengampu :
Dra. Imas Maesaroh, Dip,I.M.Lib.,Ph,D.
Disusun oleh :
Syafa’atus Sholihah (B74213065)
JURUSAN MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2014
Cerita singkat The
Devil Wears Prada
Dalam
sebuah film “The Devil Wears Prada” Andrea Andy Sachs (Anne Hathaway) atau yang
biasa dipanggil Andy diceritakan sebagai sosok yang fresh graduate dari
Northwesten University dan ia bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Namun ia
sudah melamar kesana-kemari tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Setelah sekian
lama ia berusaha akhirnya ia mendapat panggilan kerja di sebuah majalah fashion
Runway, Runway sendiri dibawah manajemen Ellias-Carlke publication. Disana ia
bekerja sebagai asisten kedua (second assistant), Miranda Priestly (Merlyn
Streep). Miranda adalah seorang Senior Editor yang sudah dianggap Legend di
perusahaan Runway.
Pada
saat awal ia bekerja, ia sangat stres. Ia melakukan hal yang diluar batas
seorang asisten seharusnya. Asisten yang biasanya hanya mengankat telepon,
mengatur jadwal bos dan mengetik sesuatu kini ia harus berlari-lari. Entah
mengantarkan anak Miranda ke sekolah, membelikan kopi, mengambil potongan
sampel baju, Membawa mobilnya ke bengkel dan semacamnya. Ia juga dilarang untuk
ke kamar mandi. Makan siang juga cuma 15 menit. Sangat ketat sekali peraturan
di Runway sampai ia hanya bisa istirahat hari sabtu-minggu.
Andy juga di pandang
sinis atau lebih tepatnya dipandang sebelah mata oleh first assistant,
Emily Charlton, karena gaya berpakaiannya yang tak fashionable. Bajunya murahan
dan tak punya rasa fashion.
Sampai suatu ketika Andy
dihadapkan pada situasi buruk. Ia dituntut Miranda untuk mengantarkan Miranda
ke New York hanya untuk melihat konser kedua putrinya dengan cara apapun
dikarenakan pesawatnya gagal berangkat sebab cuaca buruk. Andy berusaha dengan
segala cara untuk mendapatkan pesawat untuk Miranda pulang tetapi tak ada satupun
perjalanan pesawat dikarenakan tornado hebat. Konyolnya Miranda mengatakan bahwa
cuacanya cuma rintik-rintik.
Karena
Andy tak bisa melaksanakan tugasnya, ia di caci habis-habisan oleh Miranda. Keesokan
harinya meskipun dengan nada slow dan tidak membentak tetapi sangat menghujam
sekali Miranda mengatakan tentang kekesalannya terhadap Andy hingga Andy
menangis. Saat itulah Andy sadar, ada sesuatu yang ia tak punya sehingga bosnya
selalu menyalahkannya atas semua tindakannya. Rasa Fashion. Ia secara tidak
langsung dipandang sebelah mata oleh Miranda karena ia selalu berpakaian jelek
dan cenderung apa adanya dan tidak stylish sama sekali. Lalu ia pun ditolong
oleh seorang Nigel (Stanley Tucci). Ia memberikan baju-baju sample model untuk
Andy. Ia pun memakainya dalam bekerja. Setelah itu segala pekerjaan yang
dibuatnya membuat Miranda sedikit terkesan. Ia mulai tidak sering memarahi
Andy.
Suatu
hari Andy membuat kesalahan besar dalam melaksanakan pekerjaannya. Saat ia
ditugaskan mengembalikan buku dan jas Miranda tanpa terlihat oleh siapapun, ia
gagal. Miranda yang marah dan tak mau melihat Andy lagi memberikan Andy
pekerjaan yang mustahil bagi dia. Miranda meminta Andy membawakannya manuscript
novel Harry Potter yang belum terbit dalam waktu 3 jam. Dalam kedepresiannya ia
tertolong oleh sosok Christian Thompson(Simon Baker). Ia mempunyai script Harry
Potter selanjutnya yang belum terbit dan segera andy membuat copy dari
manuscript tersebut.
Setelah tugas itu, berturut-turut
Andy bekerja dengan baik. Tugas-tugas yang diberikannya pun dikerjakannya
dengan sempurna. Kini pekerjaan yang biasa dilakukan Andy (Menyimpan tas,
mengambilkan barang ini itu dan membeli kopi dilakukan oleh Emily). Puncaknya
Miranda, mengajak Andy untuk ikut fashion show Summer Fall di Paris yang
awalnya ditujukan pada Emily namun kini beralih ke Andy. Saat Andy ingin
memberitahu Emily tentang hal itu. Emily mendapat musibah. Ia tertabrak mobil
dan kini di rumah sakit.
Andy
sekarang berubah, ia lebih sering bergaul dengan jurnalis, para designer dan
para model terkenal. Nate (Adrian Grenier) yang juga pacar Andy memutuskan
untuk putus sebelum Andy berangkat ke paris.
Sesampainya di Paris, ia
mendapat kabar dari Christian bahwa Miranda akan digantikan oleh seorang editor
terkenal dari Paris. Ia berusaha untuk memperingatkan Miranda. Ternyata Miranda
sudah tahu dan menyiapkan suatu rencana yang bisa dibilang licik tetapi harus
dilakukan untuk karirnya seterusnya.
Ending
dari film ini, Andy keluar dari Runway dan ia memberikan koleksi baju parisnya
pada Emily. Dan Emily memberikan suatu wejangan bagi Next Emily di
sampingnya. "Kamu memiliki sepatu yang besar untuk di isi" yang
artinya kurang lebih Ia harus bekerja sebaik dan seperti sepatu pendahulunya
atau orang yang bekerja sebelumnya di tempat tersebut yaitu Andy. Nate
dan Andrea berbaikan kembali, tetapi mereka harus menghadapi hubungan jarak
jauh karena Nate diterima sebagai sous-chef di sebuah restoran terkenal di
Boston. Andrea pun mendapatkan pekerjaan baru sebagai reporter sebuah surat
kabar di New York, pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang selama ini
disukainya. Ia juga kembali ke penampilannya semula, yang biasa-biasa saja.
Miranda sendiri bagaimana? Yah, dia masih tetap menjadi BOS di Runway dan
melakukan pekerjaannya seperti biasa.
Dari
ulasan film Devil Wears Prada diatas, saya berpendapat bahwa Miranda adalah
sosok pemimpin yang cenderung bersikap otokratik yang mana ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan
ketat dan intruksi- intruksinya harus ditaati. Apabila instruksinya tidak di
taati maka ia akan sangat marah pada bawahannya. Hal ini
ditunjukkan dengan sikap Miranda yang cenderung menyuruh bawahannya seenaknya
saja tanpa memperdulikan situasi dan kondisi Andy dan tanpa ingin tahu apa
pendapat dari Andy sendiri. Tapi selain Miranda bersikap otoriter, Miranda juga
pernah memberikan hadiah kepada Andy dengan mengajak Andy mengikuti acara fashion show Summer Fall di Paris yang awalnya ditujukan
pada Emily namun akhirnya beralih ke Andy. Hal ini terjadi karena Andy secara
berangsur angsur telah berubah menjadi sosok yang lebih memperhatikan fashion
daripada sebelumnya dan karena Andy adalah bawahan yang sangat loyal terhadap
atasannya, Miranda. Meskipun terkadang sebenarnya ia tidak mampu melaksanakan
tugas yang telah diberikan oleh Miranda. Hal inilah yang akhirnya mengubah
keputusan Miranda yang awalnya ingin mengajak Emily ke Paris. Sikap Miranda ini
terkait dengan Teori Transaksional yang mana jika seorang bawahan bisa bersikap loyal terhadap
pemimpinnya maka pemimpin akan memberikan reward atau upah sebagai gantinya.
Dalam hal ini telah di jelaskan Gaya Kepemimpinan Transaksional dalam buku Leadrship
untuk professional dan mahasiswa (Tikno Iensufiie, 2010) bahwa Kepemimpinan
transaksional adalah kepemimpinan yang bersifat kontraktual antara pemimpin dan
pengikutnya. Pemimpin membutuhkan pengikut dan menawarkan sesuatu sebagai
penukar loyalitas pengikut. Pengikut mau bekerja sama dikarenakan ada hal hal
yang ia kejar sebagai reward. Sementara itu, yang dikerjakan mungkin bukan
tujuan pribadinya, melainkan merupakan tujuan sang pemimpin.
Didalam kepemimpinan
transksional, terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
·
Unsur kerja sama antara pengikut dan pemimpin
yang bersifat kontraktual
·
Unsur prestasi yang terukur
·
Unsur reward atau upah yang dipertukarkan
dengan loyalitas.
Dibandingkan dengan kepemimpinan
trasformasional, banyak yang menganggap pola kepemimpinan transaksional ini
terasa sedikit mengandung unsur jual beli dan merupakan sesuatu yang bernuansa
komersial, namun sesungguhnya tidaklah demikian, kepemimpinan transaksional
haruslah dipandang dari sisi ilmu dan sudut pandang intelektual yang netral.
Kepemimpinan
trasaksional sebenarnya tidak selalu terkait dengan uang didalam hubungan
kontraktualnya. Meskipun ada ciri reward yang dimaksud tidaklah selalu berupa
uang atau hal-hal komersial semata.
System
kepemimpinan transaksional juga memudahkan system manajemen modern. Dimana
tidak harus anak dari pemilik perusahaan yang melanjutkan kepemimpinan
perusahaan didalam oleh orang tuanya. Keuntungan dari system ini adalah bahwa
sang anak bisa memilih untuk meneruskan usaha ayahnya atau menyerahkan usaha
tersebut untuk dikelola oleh orang yang professional dan membuat bisnis yang
lain tanpa kehlangan haknya atas perusahaan sang ayah.
Kepemimpina
transaksional memiliki dua faktor:
1.
Contingent reward
(reward atau hadiah yang diberikan atau yang dijanjikan)
Continguent reward merupakan suatu value atau nilai yang dijanjikan
kepada pengikut. Hal itu bisa berupa apa saja yang dipertukarkan dengan apa
yang bisa diberikan oleh pengikut. Continguent reward dapat berupa upah, gaji,
kedudukan, ilmu, atau apapun yang dianggap berharga oleh pengikut, sebagai
bayaran dari loyalist dan pengikutannya
2.
Management by
Exception-MbE (Manajemen yang memisahkan kesalahan)
a)
MbE-A: Management by Exceeption Active
Dlam manajemen ini, serang asisten aktif mencari atau menangkap kesalahan-kesalahan yang terjadi didalam divisinya, untuk kemudian diperbaiki secara terus menerus.
Dlam manajemen ini, serang asisten aktif mencari atau menangkap kesalahan-kesalahan yang terjadi didalam divisinya, untuk kemudian diperbaiki secara terus menerus.
b)
MbE-P: Management b
Exception Passive.
Didalam manajemen ini, seorang atasan hanya memberikan standar-standar
tertentu untuk diraih oleh pelaksana atau anak buahnya, atasan ini kemudian
memberikan penilaian dengan atau tanpa mengkomunikasikannya dengan si pelaksana. Hasil penelitian tersebutlah
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan baik atau tidaknya kinerja dari
si anak buah tersebut.
Nilai nilai Otokratik itu
dalam kepemimpinan tampak dalam kekuasaan yang hanya terkonsentrasi pada satu
pemimpin. Yang dimana pemimpin tersebut cenderung melakukan penekanan kekuasaan
pada bawahan-bawahannya tanpa perduli dan tanpa melihat derajat kebebasan
individu. Sedangkan jika di kaitkan dengan transaksional sendiri, dalam
kepemimpinanya akan selalu memberikan reward pada bawahannya yang loyal sebagai
imbal balik dan ke-loyal-an tersebutlah yang dijadikan ukuran prestasi bawahan.
Disini saya mengambil kesimpulan
bahwasannya kepemimpinan Miranda
Priestly sama dengan Teori Transaksional-Otokratik. Miranda sangat tegas
sekaligus menuntut setiap bawahannya untuk mengikuti semua perintahnya, entah
itu perintah yang bersifat pribadi maupun yang berhubungan dengan kantor. Atau
bisa dikatakan bahwa Miranda kurang professional dalam memperlakukan asisten
asistennya. Akan tetapi Miranda juga akan memberikan reward kepada setiap
bawahannya apabila bawahannya mau bersikap loyal dan trust kepada pemimpinnya
apapun situasi dan kondisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar