Jumlah Pengangguran Terbuka Kaitannya dengan
Tingkat Penghasilan Rata Rata Penduduk
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Makro
Dosen :
Ali Arifin
Nama :
Syafa’atus Sholihah
Wahana Wirawan
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH DAN
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2014
mencapai 7,2 juta, tentu ini juga sangat berpangaruh terhadap tingkat
penghasilan rata-rata penduduk. Hal ini membuat para pekerja kewalahan karena
harus mencukupi kebutuhan dari anggota keluarganya yang termasuk dalam daftar
pengangguran terbuka. Hal ini bukan hanya terjadi karena faktor pelajar atau
mahasiswa yang belum bekerja tapi juga karena sarjanawan yang belum menemukan
pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, selain itu tingkat pendidikan yang
rendah juga akan berpengaruh terhadap pengangguran terbuka. Hal ini juga akan
menjadi keluhan bagi para pekerja karena penghasilan yang ia dapatkan tidak
memadai jika dibandingkan dengan kebutuhan keluarga.
Besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai
implikasi sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan.
Semakin tinggi angka pengangguran
terbuka maka akan semakin besar potensi kerawanan sisial yang ditimbulkannya.
Contoh kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran terbuka maka
semakin stabil kondisi social dalam masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
§ Apa yang di
maksud dengan pengangguran terbuka dan ruang lingkupnya?
§ Apa yang
dimaksud dengan Pengangguran Per Kapita dan ruang lingkupnya?
§ Bagaimana hubungan
antara jumlah pengangguran terbuka dengan tingkat penghasilan per kapita
penduduk?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mendapatkan
penghasilan. Pengangguran ini terjadi karena angkatan kerja tersebut belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal atau dikarenakan
faktor malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
Contoh : Seorang lulusan S1 mesin tapi tidak
memperoleh pekerjaan karena lapangan yang belum tersedia sesuai dengan
kualifikasinya.
Pengangguran terbuka tercipta sebagai akibat
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai
akibat dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat
memperoleh pekerjaan. Efek dalam keadaan ini didalam suatu jangka masa yang
cukup panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan, jadi mereka menganggur
secara nyata dan sepenuh waktu dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan
ekonomi yang menurun , dari kemajuan teknologi yang mengurangi pengangguran
tenaga kerja atau usaha sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu
industri (sukirno,2004)
Rumus menghitung pengangguran terbuka :
TPT = Pencari Kerja / Angkata Kerja x 100%
Jenis-jenis pengangguran terbuka :
a.
Pengangguran Friksional
Pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dan
dinamika ekonomi.
Cara mengatasinya adalah dengan menarik investor baru
dengan cara deregulasi dan debiokratisasi serta memberikan bantuan pinjaman
lunak dan bantuan lain untuk memacu kehidupan industry kecil
b.
Pengangguran Musiman
Pengangguran yang terjadi karena pergantian musm sehingga
mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri seperti
sekitar pertanian.
Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pelatihan
ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti serta menginformasikan
lowongan kerja yang ada disektor lain kepada masyarakat.
c.
Pengangguran Konjungtural
Pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan
barang dan jasa.
Cara mengatasinya adalah dengan cara meningkatkan daya
beli masyarakat dan mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi.
d.
Pengangguran struktural
Pengangguran
yang muncul akibat perubahan struktur ekonomi.
Cara
mengatasi pengangguran ini adalah dengan menyediakan lapangan kerja, mengadakan
pelatihan tenaga kerja, dan menarik investor.
e.
Pengangguran Sukarela`
Pengangguran
yang terjadi karena adanya orang yang sesunggunya masih dapat bekerja tetapi
dengan sukarela dan tidak mau bekerja karena mungkin sudah cukup dengan
kekayaan yang dimiliki
f.
Pengangguran Deflasioner
Pengangguran
yang disebabkan karena lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari
kerja
Cara
mengatasinya adalah dengan pelatihan tenaga kerja dan menarik investor baru.
g.
Pengangguran Teknologi
Pengangguran
yang disebabkan karena kemajuan teknologi yakni pergantian tenaga manusia
menjadi tenaga mesin.
Cara
mengatasi pengangguran ini adalah dengan pengenalan teknologi yang ada sejak
usia dini pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus
disampaikan pada anak.
B.
Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya
pendapatan rata-rata penduduk disuatu Negara. Pendapatan per kapita didapatkan
dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk
negara tersebut. Pendapatan per kapita juga mereflesikan PDB (Produk Domestik
Bruto) per kapita. Pendapatan per
kapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan
sebuah negara. Semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur Negara
tersebut.
Pendapatan per kapita dihitung berdasarkan pendapatan nasional
dibagi jumlah penduduk. Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2014 versi
Badan Pusat Statistik adalah 35000.
Manfaat dari perhitungan pendapatan per kapita adalah :
1)
Pendapatan per kapita menjadi indikator standar
hidup atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun
2)
Pendapatan per kapita dapat menjadi perbandingan tingkat
kesejahteraan dan standar hidup antarnegara
3)
Pendapatan per kapita dapat menjadi pedoman kebijakan ekonomi yang
akan diambil pemerintah
Kegunaan dari perhitungan pendapatan per kapita yaitu sebagai
berikut:
1)
Untuk mengetahui perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu Negara
dan dari tahun ke tahun.
2)
Untuk mengetahui data-data perbandingan tingkat kesejahteraan
penduduk suatu Negara dengan Negara lain.
3)
Sebagai pedoman pengambilan kebijakan dalam bidang ekonomi.
4)
Sebagai bahan perencanaan pembangunan dimasa yang akan datang.
5)
Untuk membandingkan standar hidup berapa Negara dalam kelompok
rendah, menengah, dan tinggi.
C.
Hubungan antara jumlah pengangguran terbuka dengan tingkat
pendapatan per kapita penduduk
Banyaknya pengangguran terbuka sangat berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan per kapita penduduk. Hal ini dikarenakan orang yang tercatat dalam
pengangguran terbuka sama sekali tidak memiliki pekerjaan, ia selalu mengalami
pengeluaran kebutuhan akan tetapi tidak ada pemasukan sama sekali. Jelas ini dapat
mengurangi pendapatan perkapita setiap penduduk. Pengangguran merupakan
pemborosan yang sangat luar biasa, karena mereka dalam kehidupan sehari-hari
membutuhkan makanan, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya tetapi mereka
tidak berpenghasilan.
Masalah pengangguran merupakan hal yang krusial dalam perekonomian
keluarga, ini lebih spesifiknya perndapatan per kapita penduduk. Untuk
mengetahui kenapa pengangguran terbuka menjadi hal yang krusial, kita harus
mengerti terlebih dahulu hubungan antara jumlah pengangguran dan pendaptan per
kapita penduduk. Banyaknya pengangguran terbuka akan mempengaruhi jumlah
pendapatan per kapita, karena pendapatan per kapita dihitung dari jumlah
pendapatan penduduk dibagi jumlah penduduk.
Rumus
perhitungan pendapatan per kapita:
Pendapatan
per kapita = Jumlah pendapatan
Jumlah penduduk
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktifitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Akibat jangka
panjang dari pengangguran terbuka ini adalah menurunnya pendapatan perkapita
suatu masyarakat.
Penyebab terjadinya pengangguran terbuka ialah karena apabila
terdapat tenaga kerja yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan menengah
kebawah yang kecenderung memiliki kendala dalam memenuhi kebutuhan untuk
menyekolahkan, dan membiayai anaknya, sedangkan salah satu persyaratan yang
diminta oleh suatu perusahaan untuk mempekerjakan karyawan adalah berpendidikan
dan memiliki keahlian khusus. Hal ini lah yang terkadang tidak dimiliki oleh
pengangguran terbuka yang menyebabkan ia harus kehilangan kesempatan kerja.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran terbuka amat
sangatlah berpengaruh terhadap pendapatan perkapita setiap penduduk. Missal:
seorang mahasiswa adalah termasuk pengangguran terbuka, karena ia sudah
memasuki usia produktif kerja akan tetapi belum bekerja karena alasan-alasan
tertentu. Sedangkan seorang mahasiswa yang belum memiliki penghasilan sendiri
selalu membutuhkan pengeluaran untuk biaya kuliah, dan lain lain. Tentu ini
sangatlah berpengaruh terhadap pendapatan perkapita yang diperoleh oleh tulang
punggung dari keluarganya, karena banyaknya tanggungan dirumah yang harus
dipenuhi sedangkan yang produktif bekerja hanya satu orang saja.
Hal
inilah yang menyebabkan Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian. Karena dengan adanya pengangguran, produktifitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah social lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan pengangguran harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Akibat jangka panjang dari pengangguran terbuka
ini adalah menurunnya pendapatan perkapita suatu masyarakat. Jadi pada intinya
pendapatan perkapita sangatlah berpengaruh terhadap jumlah pengangguran
terbuka.
Daftar Pustaka
Manning,
Chris dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1998. Urbanisasi, Pengangguran Dan Sector Informal di
Kota. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Arsyad,
Lincoln. 2010. Masalah Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia. Yogyakarta:
AMP YKPN
Nanga,
Muana. 2001. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi 1.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Sukirno,
Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada